Priority Queue

Priority Queue adalah queue dengan basis HPIFO ( Highest Priority In First Out ). Berbeda
dengan queue yang sangat tergantung kepada waktu kedatangan ( elemen yang datang
pertama akan selalu diambil / dihapus adalah elemen yang memilki priority tertinggi ( bila
yangmenjadi prioritas adalah waktu kedatangan maka Priority Queue berfungsi seperti queue
biasa ).

Priority Queue dibedakan atas 2 tipe yaitu ;

Ascending Priority Queue; adalah Queue yang diurutkan dengan prioritas menarik.
Descending Priority Queue; adalah queue yang diurutkan dengan prioritas menurun.

Untuk merepresentasikan Priority Queue dapat dilakukan dengan 3 cara : yaitu set, list dan
array. Dengan representasi set, data dimasukkan ke dalam ke dalam queue (enQueue),
berdasarkan waktu kedatangan, sedangkan pengambilannya ( dequeue ) tetap berdasarkan
prioritas. Keuntungan representasi set adalah operasi enQueue sngat cepat dan sederhana ,
tetapi operasi deQueue menjadi sangat kompleks karena diperlukan pencarian elemen dengan
prioritas tertinggi. Sedangkan dengan representasi list, data dienQueue dan dideQueue
berdasarkan prioritas. Gambar berikut menggambarkan posisi dari priority queue yang
direpresentasikan dengan set dan list bila dilakukan operasi sebagai berikut.
Create; enQueue (12); enQueue (117); enQueue (25); deQueue (e) .

Gambar
Gambar 8.4: Representasi queue dengan struktur data LIST

Procedure berikut ini merupakan implementasi dengan menggunakan struktur data array untuk priority
queue.

#include
#define PJG_MAX 20
typedef int DataType;
typedef struct Elemen ElemenType;
int Jum_El, Head;
struct Elemen {
DataType data;
int priority;
};
ElemenType Q[PJG_MAX];
void create()
{
int Jum_El = 0;
int Head = 0;
}
int empty()
{
if(Jum_El == 0) return (1);
else return (0);
}
int full()
{
if(Jum_El == PJG_MAX – 1) return (1);
else return (0);
}
void move_queue_down(int awal, int akhir)
{
int i;
for(i=akhir; i>= awal; i–) Q[i] = Q[i-1];
}
void move_queue_up(int awal, int akhir);
{
int I;
for(i=awal; i<= akhir; i++) Q[i] = Q [i+1];
}
void enqueue(ElemenType e)
{
int Pos;
Pos = Head;
if(full()) printf(Queue sudah penuh\n):
else {
while ((e.priority Pos)) Pos = Pos +1;
if (Jum_el > Pos) move_queue_down(Pos+1, Jum_El);
Q[Pos] = e;
Jum_El = Jum_El +1;
}
}
void dequeue(ElemenType *e);
{
if(empty()) printf(Queue masih kosong\n);
else{
*e=Q[Head];
Jum_El = Jum_El – 1;
if(!empty())move_queue_up(Head, Jum_El-1);
}
}

Definisi Queue

Queue merupakan satu bagian dari tipe data abstrak yang dibicarakan pada bab 5. Queue adalah suatu tipe data yang mengikuti pola First In First Out (FIFO), yang berarti elemen yang pertama masuk adalah elemen yang pertama pula dikeluarkan. Banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menerapkan konsep dari Queue, atau yang dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah antrian seperti antrian pasien di ruang tunggu dokter, antrian penonton yang membeli tiket, dsbnya. Sama halnya seperti stack, queue juga merupakan satu tipe data abstrak yang pengimplementasiannya bebas, artinya dapat diimplemetasikan dengan array maupun dengan list.

Illustrasi Struktur data QUEUE

6. 2 Implementasi Queue dengan struktur data Array

Untuk setiap struktur data queue yang diimplementasikan dengan array, posisi front (depan) back (belakang) akan selalu ada. Perhatikan gambar berikut ini menunjukkan ilustrasi dari sebuah queue yang diimplementasikan dengan menggunakan array. Dua hal yang menarik perhatian adalah (1) queue bergerak dari indeks kecil menuju indeks yang besar dan (2) diperlukan dua buah penunjuk (dalam ilustrasi disebut head dan tail)

Hal yang menarik, sekaligus merupakan kelemahan dari implementasi ini terjadi bila tail dari queue telah merambat sampai keposisi pjg_max maka queue tersebut tidak dapat diisi lagi walaupun sebenarnya queue tersebut belum penuh ( area yang berada di posisi 1 sampai head sebenarnya merupakan tempat yang kosong). Ilustrasinya digambarkan berikut ini.

6. 3 Circular Array

Ide yang paling sederhana adalah dengan mengisi tempat kosong (jika tersedia) yang berada pada awal array bila tail telah mencapai posisi pjg_max sehingga penggunaan tempat menjadi lebih efisien. Jadi seolah-olah array di bawah ini dibulatkan manjadi sebuah lingkaran seperti digambarkan berikut ini (nama circular array berasal dari ide array yang dibulatkan).

Circular Array

Berikut adalah program C untuk mengimplementasikan Queue dengan menggunakan circular array.

#include
#define PJG_MAX 10
Typedef int elemenType;
elementypeQ[PJG_MAX];
int head, tail;

void create()
{
Head = 0;
Tail = PJG_MAX -1;
}

void enqueue(elemenType e)
{
if(full()) printf(“queue sudah penuh\n”);
else {
Tail++;
Tail = Tail % PJG_MAX;
Q[Tail] = e;
}
}

void dequeue(elemenType*e)
{
if(empty()) printf(“Queue kosong\n”);
else {
*e = Q[head];
Head++;
Head = Head % PJG_MAX;
}
}
int empty()
{
if(((tail+1) % PJG_MAX) == Head) return (1);
else return (0);
}

void full()
{
int x;
x = Tail+2;
x = x % PJG_MAX;
if(x == Head) return (1);
else return (0);
}

Image

Array setelah di CREATE / CLEAR

Image

Image

Beberapa operasi enqueue dengan circular array

Operasi dequeue pada queue dengan circular array

ImageImage

Beberapa contoh Queue dalam kondisi EMPTY

Salah satu hal penting yang harus diperhatikan pada Circular array adalah kondisi seperti pada gambar di atas yang menunjukan bahwa array telah FULL terisi. Bila array di atas check dengan menggunakan function EMPTY maka pada kondisi yang bersamaan akan dihasilkan EMPTY = TRUE. Hal ini dapat diatas dengan mencegah array agar tidak terisi sampai penuh seperti di atas, dimana bila tersisa satu tempat kosong maka itu sudah menunjukan kondisi FULL dan tidak boleh diisi lagi, hal ini dilakukan untuk membedakan antara kondisi FULL dengan kondisi EMPTY . Gambar berikut ini menggambarkan kondisi FULL seperti yang dimaksud dan dengan function FULL akan mencegah terjadi full yang dimaksud diatas.Image

KONVERSI INFIX KE POSTFIX

Setelah mengetahui keuntungan notasi postfix dibandingkan dengan notasi infix, maka pada umumnya compiler akan dipergunakan notasi postfix di dalam mengerjakan ekspresi yang ada. Permasalahannya adalah pengguna komputer ( user ) lebih menyukai dan lebih akrab dengan notasi infix dibandingkan dengan notasi postfix, oleh karena itu diperlukan algoritma yang mengkonversikan ekspresi yang ditulis oleh user dalam notasi infix ke dalam notasi postfix sehingga dpat dikerjakan oleh compiler.

Algoritma Konversi INFIX ke POSTFIX

Infixtopostfix()
{
Postfix=” ”;
Clear(STACK);
While(!eoln(infix)) {
Read(symb);
If(symb == operand) postfix = postfix + symb;
Else {
While(!empty(STACK)) && prcd(stack[top], symb) == TRUE) {
Pop(c);
Postfix = postfix + c;
}
Push(symb);
}
}
While (!empty(STACK)) {
Pop(c);
Postfix = postfix + c;
}
}

Seperti terlihat pada algoritma konversi di atas, diperlukan STACK sebagai penampungan atau penyimpan operand ( kita akan menemukan operasi stack seperti pop, push, clear dan empty dalam algoritma konversi ini ), selain itu ada function lain yang diperlukan;
Precedence atau disingkat prcd; yaitu sebuah function yang akan mengecek prioritas dari dua buah operator dan akan mengembalikan nilai TRUE bila operator pertama mempunyai prioritas lebih tinggi dari operator kedua.

Contoh prcd (’’*’’, ’’+’’) TRUE
prcd (’’+’’, ’’*’’) FALSE

Algoritma di atas hanya berlaku bagi notasi infix yang tidak mempergunakan tanda kurung, untuk notasi infix yang dipergunakan tanda kurung diperlukan sedikit modifikasi terhadap algoritma di atas.

Aplikasi Stack

Aplikasi Stack

Stack mempunyai aplikasi yang sangat luas di bidang komputer, salah satu aplikasi yang akan kita bahas di sini adalah penggunaan stack dalam polish notation ( notasi polish ). Sebelum dibahas tentang bagaimana penggunaan stack ini, akan disinggung terlebih dahulu tentang apakah polish notation ini.

Didalam menuliskan ekspresi matematika, kita selalu mempergunakan operator dan operand. Operator adalah tanda operasi yang dipergunakan, diantaranya + (penjumlahan) , – (pengurangan), * (perkalian), / (pembagian), ^ (pangkat), dsbnya. Sedangkan operand adalah identifier yang dipergunakan sebagai symbol, misalnya alphabet a/A … z/Z. selain operator dan operand, di dalam pengerjaan ekpresi matematika harus diperhatikan juga mengenai prioritas dari operator, dengan urutan sebagai berikut:

1.() Operasi dalam tanda kurung akan dikerjakan paling awal.

2. ^ ( pangkat )

3. * ( Perkalian dan / ( pembagian ).

4. + ( penjumlahan ) dan – ( pengurangan ).

Notasi yang dipergunakan untuk menuliskan ekspresi matematika ada tiga yaitu :

> INFIX

Suatu notasi disebut infix jika operator berada diantara operandnya. Notasi ini merupakan notasi yang sering kita gunakan sehari – hari.

Contoh : ( A+ B ) * ( C + D ).

> PREFIX

Notasi disebut prefix, atau sering juga di sebut Polish Notation ( diambil dari nama penemunya ) jika operator berada di depan dari kedua operandnya.

Contoh : +AB * + CD

> POSTFIX

Suatu notasi akan disebut postfix atau suffix atau juga dikenal sebagai Reverse Polish Notation bila operator berada di belakang kedua operandnya.

Contoh : AB + CD +*.

INFIX

Algoritma pengerjaan operasi matematika dengan notasi infix adalah sebagai berikut :

1. Scan dari kiri ke kanan sampai ketemu dengan kurung tutup yang paling awal.

2. Scan kembali dari posisi tadi ke kiri sampai ketemu dengan kurung buka yang pertama.

3. Lakukan operasi yang berada di dalam tanda kurung.

4. Ganti ekspresi di dalam tanda kurung tersebut dengan hasil operasi.

5. Ulangi langkah 1 sampai 4 sehingga keseluruhan ekspresi dilaksanakan.

Mengembangkan Inovasi dan Menciptakan Produk dan Layanan yang unggul

Untuk berwirausaha, inovasi dan kreatifitas adalah hal yang perlu dimiliki dan
dikembangkan dalam diri wirausaha demi perkembangan dan kesuksesan sebuah usaha.

Keduanya sering kali dipandang hampir serupa. Inovasi dan kreatifitas adalah inti dari
kewirausahaan. Pada dasarnya sebuah inovasi dalam berusaha adalah kemampuan untuk
menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk
memperbaiki kinerja usaha. Sedangkan kreatifitas dapat dipandang sebagai kemampuan
untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat
masalah dan peluang.

Kemampuan yang dihasilkan oleh kreativitas merupakan kemampuan dalam membuat
sesuatu menjadi baru dalam keberadaannya dan merupakan pembentukan ide-ide baru
yang original dan tidak biasa atau unik. Pola pikir dari orang kreatif adalah berpikir out of
the box, serta memiliki pikiran yang terbuka dan bebas untuk mendekati sesuatu dengan
cara baru. Sedangkan, inovasi adalah mengimplementasikan kreatifitas terhadap sesuatu
menjadi satu kombinasi baru yang dapat menghasilkan. Definisi baru disini tidak selalu
berarti original, melainkan kebaruan atau diperbaharui, yang berarti juga adalah
improvement, karena inovasi tidak harus selalu barang atau jasa baru, melainkan perbaikan
atau pengembangan dari barang atau jasa yang telah ada.

Pengembangan usaha membutuhkan kemampuan inovasi dan kreatifitas untuk
menghadapi tantangan dalam usaha, khususnya untuk menemukan produk dan layanan
yang unggul. Banyak produk dan layanan yang dihasilkan oleh pebisnis sukses merupakan
hasil inovasi dan kreatifitas yang dikembangkan dalam usaha. Oleh karena itu, untuk
menjadi wirausaha yang unggul diperlukan kemampuan melakukan inovasi dan kreatifitas.
“Creativity is thinking up new things. Innovation is doing new things.” – Theodore Levitt.

KREATIFITAS DAN INOVASI

8.1. Peranan Inovasi dan Kreativitas dalam Pengembangan Produk dan Jasa
Inovasi memegang peranan penting dalam mengembangkan produk dan jasa dalam
bisnis. Berbagai kesuksesan wirausaha di dunia disebabkan oleh kreatifitas dalam
mengembangkan produk. Persaingan yang ketat dalam berwirausaha mendorong wirausaha
untuk memiliki kreatifitas yang tinggi. Daya kreatifitas tersebut harus dilandasi cara berpikir
yang maju, gagasan-gagasan baru yang berbeda dibandingkan produk-produk yang telah
ada. Berbagai gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang,
bentuk ataupun waktu dan memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha yang
pada awalnya kelihatan mustahil.
Saat ini berbagai hasil inovasi yang didasarkan kreatifitas wirausaha menjadi produk
dan jasa yang unggul. Wirausaha melalui proses kreatif dan inovatif menciptakan nilai
tambah atas barang dan jasa yang kemudian menciptakan berbagai keunggulan termasuk
keunggulan bersaing. Perusahaan seperti Microsoft, Sony, dan Toyota Motor, merupakan
contoh perusahaan yang sukses dalam produknya karena memiliki kreativitas dan inovasi
dibidang teknologi. Berikut contoh-contoh di dalam dunia nyata.

A. Microsoft & Kreativitas
Bill Gates, pendiri dan CEO dari Microsoft, telah sering bebas menyatakan bahwa ia
tidak inovator dan tidak ingin menjadi pemimpin dalam pengembangan perangkat lunak,
bisnis yang berisiko tinggi dengan masa depan yang tidak dapat diprediksi. Dia lebih memilih
perusahaan lain untuk datang dengan ide-ide inovatif dan menguji pemasaran mereka. Jika
berhasil, Microsoft juga akan mencoba untuk mendapatkan teknologi mereka, atau
mengembangkan produk untuk aplikasi serupa.
Bill Gates mengklaim bahwa sebagai hasil dari pemikiran seperti ini, perusahaannya
mulai dari awal gaya yang sangat sederhana dan basement, dan telah berkembang menjadi
pengembang perangkat lunak yang dominan di dunia, sementara membuat dia orang
terkaya di dunia.
Bill Gates adalah orang yang sangat kreatif yang tahu bagaimana menerapkan
kreativitas untuk berbagai teknik pengembangan pasar. Kontrak yang terkenal dengan IBM
untuk mengembangkan MS DOS adalah apa yang membawa Microsoft dari perusahaan skala
kecil software biasa untuk menjadi pemain utama. Dalam kontrak itu, ia cukup kreatif untuk
menemukan cara untuk melayani IBM, sambil mempertahankan hak lisensi dari “sistem
operasi nya.
Di belakang, banyak analis mengklaim bahwa itu adalah kepicikan dari IBM untuk
membiarkan Bill Gates untuk pergi dengan kontrak tersebut. Mungkin kepicikan adalah
faktor. Tetapi jika kita memproyeksikan kembali ke awal 1980-an, sangat sedikit orang akan
memiliki visi untuk mengenali pentingnya perangkat lunak, dan bahkan lebih sedikit
pertumbuhan potensinya.
Bill Gates adalah cukup kreatif untuk mengusulkan semacam kontrak untuk IBM, dan
IBM adalah rabun cukup untuk menerimanya. Bill Gates adalah pemasar sangat kreatif.

B. Membongkar kode Perang Dunia II
Selama Perang Dunia II, badan intelijen Inggris bingung oleh torpedo kapal dagang di
lepas pantai Inggris dan Irlandia. Mereka mencegat pesan dipahami dari Jerman ke U-perahu
mereka komandan. Untuk mempercepat mengartikan dan efektivitas mencegat pesan,
lembaga menemukan apa yang disebut mesin Turret yang merupakan kelanjutan dari proses
pemecahan kode secara resmi dilakukan dengan tangan. Itu begitu sukses bahwa sekutu
yang tenggelam kapal selam Jerman di tingkat satu hari. Mesin Turret digunakan sampai
1944 ketika Jerman tertangkap pada kode menerobos agen ganda dan pada gilirannya
meningkatkan kemungkinan jawaban yang benar secara eksponensial dengan mesin baru.
Inggris kemudian pada gilirannya menciptakan apa yang tidak dikenal, komputer
diprogram pertama untuk memecahkan kode baru Jerman. The “komputer” diperintahkan
untuk dimusnahkan oleh Pemerintah Inggris setelah D-Day untuk melindungi operasi
intelijen mereka dan judul komputer pertama pada gilirannya pergi ke tahun “ENIAC” satu
nanti.

C. Kreativitas & DNA
James Watson, seorang ahli genetika Amerika, dan Francis Crick, seorang ahli fisika
Inggris, bekerja sama untuk beberapa waktu di University of Cambridge di Inggris,
menemukan struktur DNA. Peneliti lain telah mencoba banyak pendekatan, namun tidak
satupun dari mereka bisa datang dengan penjelasan yang memuaskan untuk struktur DNA.
Cerita berlanjut bahwa satu malam pada tahun 1953, salah satu dari dua ilmuwan
bermimpi. Dia bermimpi bahwa dua ular yang saling terkait satu sama lain dan menari. Dia
terbangun kaget dari mimpi. Saat itulah pekerjaan detektif intensif mereka datang ke
puncaknya dalam bentuk dua untai DNA yang diadakan bersama-sama dalam bentuk helix
ganda sekarang terkenal.

D. Kreatif kepicikan Xerox
Pada tahun 1970, Xerox Palo Alto Research Center (PARC) dibuka di Palo Alto,
California. Xerox menyiapkan laboratorium khusus ini, dengan sejumlah antar-disiplin tim
peneliti dan brainstormers. Tujuan mereka adalah untuk kembali defme masa depan Xerox,
jadi ketika kantor paperless mengambil alih, Xerox, perusahaan dokumen, masih akan
berada dalam bisnis.
Tim telah datang dengan ide-ide banyak dan prototipe perangkat keras dan perangkat
lunak untuk memfasilitasi pembangunan tersebut. Ini menciptakan prototipe dari komputer
pribadi (Alto), Area Network pertama Lokal untuk menghubungkan komputer kantor
(Ethernet) dan printer laser komersial pertama. Ada juga inovasi seperti icon komputasi
berbasis-sistem on-screen simbol dan “mouse” pointer ke perintah masalah – dan jendela
berbasis komputasi sendiri juga muncul menjadi di PARC untuk beberapa nama.
Xerox manajemen adalah cerdas dalam mengakui bahwa kantor paperless tidak bisa
dihindari. Alih-alih memerangi itu, mereka memutuskan untuk menjadi pelopor kreatif
dalam bidang tersebut. Namun kepicikan mereka adalah bahwa mereka tidak dapat melihat
masa depan sebagai tangan mereka memilih tim yang melihatnya.
Steven Jobs dari komputer Apple, dan Bill Gates dari Microsoft keduanya mengakui
bahwa mereka membuat penuh penggunaan beberapa karya perintis dari pendekatan
laboratorium Xerox dan prototipe. Namun Xerox manajemen gagal untuk mengenali
kreativitas tim sendiri, sedangkan komputer dan industri perangkat lunak menjadi berkalikali
lebih besar dari teknologi fotokopi.

E. Kreativitas di Apple Computers
Komputer Apple adalah contoh yang baik dari pasang surut dari proses kreatif. Apple
memiliki ide-ide besar dan orang-orang menyukai komputer mereka yang sederhana dan
mudah digunakan. “Desktop” cara mereka mengorganisasikan materi pada komputer –
dengan sampah yang bisa untuk pembersihan – mengajukan banding ke non-teknisi. Tetapi
Apple punya masalah. Ide teknis yang jauh ke depan dari waktu, namun pendekatan
manajerial dan pemasaran adalah pelit, lebih cocok dengan pemikiran abad terakhir. Mereka
tidak membuat sistem operasi mereka tersedia secara luas sehingga orang lain bisa menulis
program yang akan dijalankan pada komputer mereka, sehingga meningkatkan penerapan
dan permintaan untuk komputer mereka. On dan off Apple memiliki gelombang kreativitas
yang membawanya kembali, tapi kemudian lagi akan terjerumus ke dalam tinta merah.
Melalui kompetisi, Apple terpaksa kembali ke papan gambar dan menciptakan sesuatu
yang baru dan lebih baik, dan kemudian seri Macintosh keluar dan memberi Apple
kebangkitan sangat dibutuhkan yang sedang mencari. Tapi sekali lagi, terutama melalui
pertempuran ego, kreativitas yang menahan di Apple, dan kehilangan pangsa pasarnya. Tinta
merah mengalir dengan bebas. Dengan penciptanya, Steven Jobs, kembali, perusahaan
tampaknya lagi akan siap untuk comeback.

8.2. Mengembangkan Produk dan Jasa Yang Unggul
Salah satu yang harus dilakukan oleh wirausaha adalah mengembangkan produk dan
jasa yang unggul. Secara umum proses ini adalah proses kreatif dan inovasi yang harus
dilakukan oleh wirausaha. Selain itu adanya perubahan yang cepat dalam selera, teknologi
dan persaingan yang ketat merupakan suatu kondisi yang menuntut banyak perusahaan
yang bersaing memperebutkan peluang pasar baik itu perusahaan yang menghasilkan
produk sejenis maupun perusahaan yang menghasilkan produk beragam.
Hal ini menuntut wirausaha untuk dapat melahirkan strategi dalam mensiasati pasar
dengan peluncuran produk inovasi baru (pioneer product). Seorang wirausaha dapat
mengembangkan produk mengikuti strategi umum yang dilakukan oleh perusahaan. Sebuah
perusahaan dapat memperoleh produk baru lewat dua cara yaitu :

1. Akuisisi yaitu dengan
membeli seluruh perusahaan, hak paten, atau lisensi untuk membuat produk perusahaan
lain

2. Lewat pengembangan produk baru dalam departemen litbang perusahaan sendiri
yang berupa pengembangan produk asli, perbaikan produk, modifikasi produk, dan merek.
(Kotler, 1987).

Para wirausaha khususnya wirausaha baru tentunya tidak diarahkan untuk membeli
perusahaan, paten dan lisensi, akan tetapi sesuai dengan teori tersebut, maka salah satu
proses dalam mengembangkan produk oleh wirausaha baru adalah mengembangkan produk
yang baru yang asli, memperbaiki produk, memodifikasi produk dan bahkan memperbaiki
merek.

Kepemimpinan

Dalam kehidupan sehari-hari aktivitas wirausaha yang tidak terlepas dari sikap
kepemimpinan bahkan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Kepemimpinan dan
Kewirausahaan adalah kemampuan diri seseorang dalam menentukan dan mengevaluasi
peluang-peluang yang ada dengan mengelola sumber daya yang tersedia.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam hal ini para
bawahan sedemikian rupa sehingga orang lain mau melakukan kehendak Pemimpin
meskipun secara pribadi hal ini mungkin tidak disenangi. Sukses tidaknya dalam mencapai
tujuan organisasi tergantung pada kemampuan pimpinan mempengaruhi bawahan dalam
mengajak dan menyakinkan mereka, sehingga para bawahan ikut berpartisipasi terhadap
apa yang telah dianjurkan dengan penuh semangat.

6.1. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Griffin dan Ebert, kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi
orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.1
Lindsay dan Patrick dalam membahas “Mutu Total dan Pembangunan Organisasi”
mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu upaya merealisasikan tujuan
perusahaan dengan memadukan kebutuhan para individu untuk terus tumbuh berkembang
dengan tujuan organisasi. Perlu diketahui bahwa para individu merupakan anggota dari
perusahaan. Peterson at.all mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kreasi
yang berkaitan dengan pemahaman dan penyelesaian atas permasalahan internal dan
eksternal organisasi.

Dari ketiga definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan merupakan
suatu upaya dari seorang pemimpin untuk dapat merealisasikan tujuan organisasi melalui
orang lain dengan cara memberikan motivasi agar orang lain tersebut mau
melaksanakannya, dan untuk itu diperlukan adanya keseimbangan antara kebutuhan
individu para pelaksana dengan tujuan perusahaan. Lingkup kepemimpinan tidak hanya
terbatas pada permasalahan internal organisasi, melainkan juga mencakup permasalahan
eksternal.

Dalam konteks kelompok (tim) bisnis, secara internal seorang ketua tim harus dapat
menggerakkan anggota tim sedemikian rupa sehingga tujuan dapat dicapai. Seorang
ketua tim harus dapat memahami kelebihan dan kekurangan anggota timnya, sehingga
dapat menentukan penugasan yang harus diberikan kepada setiap anggota tim. Dilain pihak,
secara ekternal seorang ketua tim harus dapat mempengaruhi investor agar mau
menginvestasikan dananya kepada bisnisnya.

6.2. Peran Kepemimpinan dalam Manajemen
Kepemimpinan lebih erat kaitannya dengan fungsi penggerakan (actuating) dalam
manajemen. Fungsi penggerakan mencakup kegiatan memotivasi, kepemimpinan,
komunikasi, pelatihan, dan bentuk-bentuk pengaruh pribadi lainnya. Fungsi tersebut juga
dianggap sebagai tindakan mengambil inisiatif dan mengarahkan pekerjaan yang perlu
dilaksanakan dalam sebuah organisasi. Dengan demikian actuating sangat erat kaitannya
dengan fungsi- fungsi manajemen lainnya, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, dan
pengawasan agar tujuan-tujuan organisasi dapat dicapai seperti yang diinginkan. Winardi
juga mengemukakan bahwa sekalipun terdapat banyak teori tentang fungsi-fungsi
manajemen, namun dapat disederhanakan bahwa fungsi manajemen setidaknya
meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

Dalam perencanaan telah ditetapkan arah tindakan yang mengarahkan sumber daya
manusia dan sumber daya alam untuk dapat direalisasikan. Rencana-rencana yang
ditetapkan telah menggariskan batas-batas di mana orang-orang mengambil keputusan dan
melaksanakan aktivitas-aktivitas. Hal ini berarti telah dilakukan antisipasi tentang kejadiankejadian,
masalah- masalah yang akan muncul, dan hubungan kausalitas antar pihak
terkait dalam suatu organisasi di masa mendatang. Mengingat bahwa di masa mendatang
terdapat penuh ketidakpastian, maka antisipasi yang telah ditetapkan pun sering tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Untuk ini para manajer harus siap menghadapi keadaan
darurat dengan mengembangkan rencana-rencara alternatif.

Dalam pengorganisasian, manajemen menggabungkan dan mengkombinasikan
berbagai macam sumber daya menjadi satu kesatuan untuk dapat memberikan manfaat
yang lebih berdaya guna. Sumber daya tersebut dikelompokkan sesuai dengan sifat dan
jenisnya, diberikan peran/fungsi, dan dijalin sedemikian rupa untuk dapat saling berinteraksi
menjadi suatu sistem. Sistem yang telah ditentukan diarahkan untuk dapat memproduksi
barang/jasa sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Dalam organisasi,
yang terlibat dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan terdiri dari para manajer,
para supervisor, dan para pelaksana.

Dengan rencana yang telah ditetapkan, mereka yang terlibat akan merealisasikannya,
bahkan dalam proses mencapai manajemen mutu total. Kegiatan atau proyek suatu
organisasi merupakan hasil dari kreasi para manajer atau hasil dari gagasan yang
disampaikan oleh para pelaksana, tim, atau kelompok pekerja. Selanjutnya pihak-pihak
tersebut bekerja sebagai suatu tim

Kepemimpinan berperan sangat penting dalam manajemen karena unsur manusia
merupakan variabel yang teramat penting dalam organisasi. Seperti dikemukakan di atas
bahwa yang terlibat dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan organisasi terdiri dari
para manajer, para supervisor, dan para pelaksana. Manusia memiliki karakteristik yang
berbeda-beda mempunyai kepentingan masing-masing, yang bahkan saling berbeda dan
berakibat terjadi konflik. Perbedaan kepentingan tidak hanya antar individu di dalam
organisasi, tetapi juga antara individu dengan organisasi di mana individu tersebut berada.

Sangat mungkin bahwa perbedaan hanya dalam hal yang sederhana, namun ada
kalanya terjadi perbedaan yang cukup tajam. Tanpa kepemimpinan yang baik, hal-hal
yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan pengorganisasian tidak akan dapat
direalisasikan. Kepemimpinan sangat diperlukan agar semua sumberdaya yang telah
diorganisasikan dapat digerakkan untuk merealisasikan tujuan organisasi.
Domingo, dalam membahas kepemimpinan kualitas (quality leadership)
mengemukakan bahwa manajemen tingkat puncak harus kokoh berinisiatif untuk
mengedepankan pentingnya kepemimpinan kualitas. Pimpinan puncak harus mendorong
seluruh pegawai dan harus menjadi teladan. Segala pikiran dan perkataannya harus
merefleksikan filosofi kualitas yang diterapkan perusahaan. Pimpinan puncak harus berpikir
dan bertindak demi kualitas dalam segala situasi dan bersedia mendengarkan siapa
pun, bahkan dari seseorang yang berada di tingkat paling bawah, yang mau
menyumbangkan pendapatnya untuk peningkatan kualitas.
Domingo (1997) mengartikan kualitas sebagai “melakukan sesuatu yang benar
secara benar sejak awal” (“doing the right thing right the first time”).8 Domingo juga
mengatakan bahwa “menghendaki kualitas berarti berbuat baik untuk melayani konsumen”.

Domingo mengemukakan tiga hal dari tujuh belas dasar kepemimpinan yang diterapkan di
General Douglas McArthur, yaitu selalu mengemukakan pertanyaan-pertanyaan berikut
dalam setiap tindakannya, sebagai berikut:
> Apakah seluruh kekuatan yang ada pada saya telah saya arahkan untuk mendorong,
memberikan insentif, dan membebaskan dari kelemahan dan kesalahan?
> Apakah setiap perbuatan saya telah membuat bawahan saya mau mengikutinya?
> Apakah saya secara konsisten dapat menjadi teladan dalam karakter, berpakaian,
sopan-santun?

Dari tiga hal yang dikemukakan Domingo tersebut dapat diketahui bahwa seorang
pemimpin harus selalu berorientasi pada keberhasilan kepemimpinannya. Seluruh
kekuatannya difokuskan pada upaya mendorong dan memotivasi bawahannya agar mau
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tiujuan organisasi dan setiap langkah serta
penampilannya diharapkan menjadi suri teladan bagi bawahannya. Dengan demikian
pemimpin yang baik selalu memberikan pelayanan terbaik kepada bawahannya, bukan
sebaliknya, meminta dilayani oleh para bawahannya. Seorang pemimpin juga rela
mengorbankan kepentingan pribadinya untuk kemajuan para bawahannya, yang sebenarnya
hal ini juga untuk keberhasilan organisasinya.

6.3. Gaya Kepemimpinan
Pada awal pemunculan teori kepemimpinan telah diidentifikasikan berbagai kondisi
para pemimpin hebat Penampilan fisik, inteligensia, dan kemampuan berbicara di kalangan
publik merupakan ciri khas yang harus dimiliki oleh para pemimpin. Pada waktu itu banyak
diyakini bahwa orang bertubuh tinggi lebih baik kemampuan memimpinnya dibandingkan
dengan orang yang bertubuh pendek. Namun belakangan ini telah terjadi pergeseran, cara
pandang tidak lagi pada penampilan fisik, melainkan pada gaya kepemimpinan. Griffin dan
Ebert mengemukakan 3 gaya kepemimpinan, yaitu:

1. gaya otokratik (autocratic style)

2. gaya demokratik (democratic style)

3. gaya bebas terkendali (free-rein style).

Pemimpin dengan gaya otokratik pada umumnya memberikan perintah- perintah dan
meminta bawahan untuk mematuhinya. Para komandan militer di medan perang umumnya
menerapkan gaya ini. Pemimpin yang menerapkan gaya ini tidak memberikan cukup waktu
kepada para bawahan untuk bertanya dan hal ini lebih sesuai pada situasi yang memerlukan
kecepatan dalam pengambilan keputusan. Gaya ini juga cocok untuk diterapkan pada situasi
di mana pimpinan harus cepat mengambil keputusan sehubungan adanya desakan para
pesaing. Gaya otokratik ini tidak selalu jelek seperti persepsi orang selama ini. Untuk
menghadapi anggota tim yang malas, tidak disiplin, susah diatur, dan selalu menjadi trouble
maker, gaya kepemimpinan otokratik sangat tepat untuk digunakan oleh seorang ketua tim.

Komunikasi

Seorang wirausaha sangat memerlukan kemampuan komunikasi. Komunikasi merupakan
dasar bagi seorang wirausaha untuk menyampaikan pesan, mendekati pelanggan,
memimpin karyawan dan memotivasi. Seorang wirausaha sekalipun memiliki produk
unggulan, konsep layanan prima dan gagasan-gagasan kreatif, tetapi tidak dikomunikasikan
kepada orang lain, maka hal tersebut menjadi tidak berguna. Menurut Ilik (2011),
komunikasi menjadi salah satu elemen terpenting dalam menjalankan kewirausahaan. Hal
tersebut dikarenakan seorang wirausahawan adalah seorang leader dan seorang leader
mutlak harus mampu mendirect bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.

5.1. Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara etimologis
atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini
bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi
milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan
makna.

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung
secara lisan maupun tidak langsung melalui media; proses penyampaian bentuk interaksi
gagasan kepada orang lain dan proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang
disampaikan, baik sengaja maupun tidak disengaja.

Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, yaitu jumlahnya
sebanyak orang yang mendefinisikannya. Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis
pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu
orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan
(noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik.

5.2. Komponen Komunikasi
1. Lingkungan komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki 3 (tiga) dimensi di
antaranya :
a. Fisik, adalah ruang di mana komunikasi berlangsung nyata atau berwujud.
b. Sosial-psikologis, misalnya tata hubungan status di antara pihak yang terlibat, peran
yang dijalankan orang dan aturan budaya masyarakat di mana orang-orang
berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini mencakup rasa persahabatan atau
permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau.
c. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah di mana
komunikasi berlangsung.
Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi : yaitu masing-masing
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Sebagai contoh, terlambat memenuhi
janji dengan seseorang (dimensi temporal), dapat mengakibatkan berubahnya suasana
persahabatan-permusuhan (dimensi sosial-psikologis), yang kemudian dapat
menyebabkan perubahan kedekatan fisik dan pemilihan rumah makan untuk makan

1. Lingkungan komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki 3 dimensi di
antaranya :
a. Fisik, adalah ruang di mana komunikasi berlangsung nyata atau berwujud.
b. Sosial-psikologis, misalnya tata hubungan status di antara pihak yang terlibat, peran
yang dijalankan orang dan aturan budaya masyarakat di mana orang-orang
berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini mencakup rasa persahabatan atau
permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau.
c. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah di mana
komunikasi berlangsung.
Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi; yaitu masing-masing
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Sebagai contoh, terlambat memenuhi
janji dengan seseorang (dimensi temporal), dapat mengakibatkan berubahnya suasana
persahabatan-permusuhan (dimensi sosial-psikologis), yang kemudian dapat
menyebabkan perubahan kedekatan fisik dan pemilihan rumah makan untuk makan
malam (dimensi fisik). Perubahan-perubahan tersebut dapat menimbulkan banyak
perubahan lain. sehingga proses komunikasi tidak pernah statis.

2. Sumber-Penerima
Kita menggunakan istilah sumber (komunikator)-penerima (komunikan) sebagai
satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat
dalam komunikasi adalah sumber (atau pembicara), sekaligus penerima (atau
pendengar). Anda mengirimkan pesan ketika anda berbicara, menulis, atau memberikan
isyarat tubuh. Anda menerima pesan dengan mendengarkan, membaca, membaui, dan
sebagainya.
Tetapi, ketika anda mengirimkan pesan, anda juga menerima pesan. Anda
menerima pesan anda sendiri (mendengar diri sendiri, merasakan gerakan sendiri, dan
melihat banyak isyarat tubuh sendiri) serta anda menerima pesan dari orang lain (secara
visual, melalui pendengaran, atau bahkan melalui rabaan dan penciuman). Ketika anda
berbicara dengan orang lain, anda memandangnya untuk mendapatkan tanggapan
(untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan, dan sebagainya).
Ketika anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal ini, anda menjalankan fungsi penerima.

3. Enkoding-Dekoding
Dalam ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasilkan pesan (misalnya,
berbicara atau menulis) sebagai enkoding (encoding atau penyandian). Dengan
menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalam gelombang suara atau ke atas selembar
kertas, maka kita menjelmakan gagasan-gagasan tadi ke dalam kode tertentu.
Kita menamai tindakan menerima pesan (misalnya, mendengarkan atau
membaca) sebagai dekoding (decoding atau pemecahan sandi). Dengan
menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di atas kertas menjadi gagasan,
sehingga dapat diuraikan kode tadi. Jadi, anda melakukan dekoding.
Oleh karenanya, kita menamai pembicara atau penulis sebagai enkoder (encoder)
dan pendengar atau pembaca sebagai dekoder (decoder). Seperti halnya sumberpenerima,
kita menuliskan enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang tak
terpisahkan untuk menegaskan bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini secara
simultan. Ketika anda berbicara (enkoding), anda juga menyerap tanggapan dari
pendengar (dekoding).

4. Kompetensi Komunikasi
Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk
berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989). Kompetensi ini mencakup
hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi
kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi (misalnya, pengetahuan bahwa
suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada pendengar tertentu di lingkungan
tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi pendengar dan lingkungan yang lain).
Pengetahuan tentang tatacara perilaku nonverbal (misalnya, kepatutan sentuhan, suara
yang keras, kedekatan fisik) merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.
Dengan meningkatkan kompetensi, anda akan mempunyai banyak pilihan
berperilaku. Makin banyak anda tahu tentang komunikasi (artinya, makin tinggi
kompetensi anda), makin banyak pilihan, yang anda punyai untuk melakukan
komunikasi sehari-hari. Proses ini serupa dengan proses mempelajari perbendaharaan
kata yaitu semakin banyak kata anda ketahui (artinya, makin tinggi kompetensi
perbendaharaan kata anda), maka makin banyak cara yang anda miliki untuk
mengungkapkan diri.

5. Pesan
Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan
menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra.
Walaupun kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau tertulis), ini
bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa
kata atau isyarat, gerak dan mimik). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti
juga cara kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut,
duduk dan tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan
komunikasi.

6. Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali komunikasi
berlangsung melalui hanya satu saluran, yaitu umumnya kita menggunakan dua, tiga,
atau empat saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai contoh, dalam interaksi
tatap muka kita berbicara dan mendengarkan (saluran suara), tetapi kita juga
memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini secara visual (saluran visual). Kita
juga memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori). Seringkali kita saling
menyentuh, inipun merupakan komunikasi (saluran taktil).

7. Umpan Balik
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan balik
dapat berasal dari anda sendiri atau dari orang lain. Dalam diagram universal
komunikasi tanda panah dari satu sumber-penerima ke sumber-penerima yang lain
dalam kedua arah adalah umpan balik. Bila anda menyampaikan pesan, misalnya
dengan cara berbicara kepada orang lain anda juga mendengar diri anda sendiri.

Artinya, anda menerima umpan balik dari pesan anda sendiri. Anda mendengar apa
yang anda katakan, anda merasakan gerakan anda, anda melihat apa yang anda tulis.
Selain umpan balik sendiri ini, anda menerima umpan balik dari orang lain. Umpan
balik ini dapat datang dalam berbagai bentuk: Kerutan dahi atau senyuman, anggukan
atau gelengan kepala, tepukan di bahu atau tamparan di pipi, semuanya adalah bentuk
umpan balik.

8. Gangguan
Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan.
Gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam
mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem komunikasi, hal ini
membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan yang diterima.
Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik (ada orang lain berbicara), psikologis
(pemikiran yang sudah ada di kepala kita), atau semantik (salah mengartikan makna).

Gangguan dalam komunikasi tidak terhindarkan. Semua komunikasi mengandung
gangguan dan walaupun tidak dapat meniadakannya samasekali, kita dapat mengurangi
gangguan dan dampaknya. Untuk itu menggunakan bahasa yang lebih akurat, mempelajari
keterampilan mengirim dan menerima pesan nonverbal, serta meningkatkan keterampilan
mendengarkan dan menerima, serta mengirimkan umpan balik adalah beberapa cara untuk
menanggulangi gangguan.

5.3. Tujuan Dan Fungsi Komunikasi

1. Agar menjadi tahu dan memberitahukan, misalnya antar hubungan pergaulan seharihari,
surat edaran, pengumuman, pemberitahuan dan sebagainya.
2. Menilai masukan (input) atau hasil (output) atau suatu pola pemikiran, misalnya
umpan balik, tanggapan atas pendapatan, evaluasi anggaran, penilaian rencana dan
sebagainya.
3. Mengarahkan atau diarahkan, misalnya manajer mengarahkan sumber tenaga,
material, uang, mesin (kepada suatu tujuan), rapat kerja, seminar, penataran latihan
kerja, juklak (petunjuk pelaksanaan), juknis (petunjuk teknis) dan sebagainya.
4. Mempengaruhi dan dipengaruhi, misalnya motivasi, persuasi, stimulasi dan
sebagainya.
5. Mengandung beberapa fungsi insidental, atau netral : yang tidak langsung
mempengaruhi tercapainya tujuan dan hubungan dalam pergaulan sosial.
Dari paparan tersebut, terlihat bahwa komunikasi dapat menciptakan rasa
pemahaman, tingkat penerimaan dan motivasi, terutama untuk menjawab hal terkait Who
says, What, in Which channel, to Whom dan in Which effect.

5.4. Kegunaan Mempelajari Iimu Komunikasi

Ruben and Steward (2005) menyatakan bahwa alasan mempelajari ilmu komunikasi
adalah :

1. Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, komunikasi memegang peranan yang sangat
penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi. Tidak ada aktifitas yang dilakukan tanpa
komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan esensial, manakala kita
berkomunikasi dengan orang lain. Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi
dengan kita, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Cara kita berhubungan satu
dengan lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara kita memberikan
kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan masyarakat
secara luas membutuhkan suatu komunikasi. Hal ini menjadikan komunikasi tersebut
menjadi hal sangat fundamental dalam kehidupan kita.

2. Komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas kompleks.
Komunikasi adalah suatu aktifitas kompleks dan menantang. Dalam hal ini ternyata
aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang mudah. Untuk mencapai kompetensi
komunikasi diperlulkan understanding dan suatu keterampilan sehingga komunikasi yang
dilakukan menjadi efektif. Ellen langer dalam Ruben and Steward (2005) menyebut konsep
mindfulness akan terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi dan konteks, kita
terbuka dengan informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak perspektif tidak hanya
satu persepektif di kehidupan manusia.

3. Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi efektif.
Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan memerlukan kemampuan dalam
memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan
kerjasama antara satu dengan yang lain dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide efektif
melalui saluran saluran komunikasi. Untuk mencapai kesuksesan dari suatu
kedudukan/posisi tertentu dalam mencapai kompetensi komunikasi antara lain melalui
kemampuan secara personal dan sikap, kemampuan interpersonal, kemampuan dalam
melakukan komunikasi oral dan tulisan, serta lain sebagainya.

4. Suatu pendidikan tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik.
Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu yang bersifat
common sense dan setiap orang pasti mengetahui bagaimana berkomunikasi. Padahal
sesungguhnya banyak yang tidak memilki keterampilan berkomunikasi yang baik, karena
ternyata banyak pesan-pesan dalam komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak hanya
dalam bentuk verbal, tetapi nonverbal, ada keterampilan komunikasi dalam bentuk tulisan
dan oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara kelompok,
sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai anggota dengan baik, dan lain-lain. Kadangkadang
kita juga mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Banyak yang berpendidikan
tinggi, tetapi tidak memilki keterampilan berkomunikasi secara baik dan memadai sehingga
mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi dengan manusia lainnya, maka komunikasi itu
perlu kita pelajari.

5. Komunikasi adalah populer.
Komunikasi adalah suatu bidang yang dikatakan sebagai populer. Banyak bidangbidang
komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada studi tentang pesan, ada
juga tentang hubungan antara komunikasi dengan bidang profesional lainnya, termasuk
hukum, bisnis, informasi, pendidikan, ilmu komputer, dan lain-lain.Saat ini komunikasi
sebagai ilmu sosial/perilaku dan suatu seni yang diaplikasikan. Disiplin ini bersifat
multidisiplin, berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, antroplogi, politik,
dan lain sebagainya.

Prinsip – prinsip dalam Aspek Produksi

1. Prinsip integrasi, dalam artian bahwa penempatan mesin/peralatan produksi dapat
mengitegrasikan seluruh faktor produksi (bahan, tenaga kerja, mesin/peralatan, dan
sebagainya) sehingga menghasilkan kerjasama yang harmonis.

2. Prinsip memperpendek gerak, dalam artian bahwa penempatan mesin/peralatan
produksi tidak membuat tenaga kerja lebih banyak bergerak dari satu
mesin/peralatan ke mesin/peralatan yang lain.

3. Prinsip memperlancar arus pekerjaan, dalam artian bahwa penempatan
mesin/peralatan produksi dapat menjamin kelancaran arus bahan dalam proses tanpa
adanya hambatan.

4. Prinsip penggunaan ruangan produksi yang efisien dan efektif, dalam artian bahwa
penempatan mesin/peralatan produksi ditempatkan sesuai dengan luas ruangan
produksi yang dimiliki perusahaan.

5. Prinsip keselamatan dan kepuasan kerja, dalam artian bahwa penempatan
mesin/peralatan produksi pada ruangan produksi dapat menjamin keselamatan dan
kenyamanan kerja dari tenaga kerja.

6. Prinsip keluwesan, dalam artian penempatan mesin/peralatan produksi sewaktuwaktu
dapat disesuaikan jika sewaktu-waktu dibutuhkan adanya perubahan.

7. Prinsip proses produksi yang berkesinambungan, dalam artian bahwa penempatan
mesin/peralatan produksi tidak menghambat kesinambungan proses produksi.
Mesin/peralatan produksi yang digunakan perlu senantiasa dilakukan perawatan agar
proses produksi dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Mesin/peralatan
produksi yang sering mengalami kerusakan akan menyulitkan untuk menghasilkan produk
yang sesuai baik dari sisi kuantitas, kualitas maupun kontinyuitasnya. Selain itu tingginya
tingkat kerusakan yang diakibatkan kurangnya upaya perawatan akan berdampak pada
tingginya biaya produksi yang akan berdampak langsung pula pada tingginya harga jual
produk.

Ketegasan dalam Aspek Produksi

Pendahuluan
Sistem produksi yang baik harus mampu menghasilkan produk seperti yang
diharapkan. Umumnya suatu sistem diukur dengan kemampuan memproduksi dalam jumlah
dan kualitas yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan konsumen, kemampuan sumberdaya
perusahaan serta harapan dari wirausahawan sebagai pemilik dan mungkin juga sekaligus
sebagai manajer.
Tahap awal dalam pelaksanaan proses produksi adalah merencanakan produk yang
akan diproduksi. Pada pembelajaran sebelumnya (Aspek Pemasaran) telah dirumuskan jenis
produk yang akan dihasilkan sesuai dengan potensi diri yang dimiliki, tentunya produk
tersebut memiliki potensi/prospek pasar yang memadai. Gambaran mengenai karakteristik
produk yang akan dihasilkan, memberikan kemudahan dalam menyusun kebutuhan bahan,
tenaga kerja, mesin/peralatan, lokasi produksi dan biaya yang dibutuhkan dalam proses
produksi. Dengan gambaran produk ini, juga akan memudahkan dalam menetapkan sistem
produksi yang akan diterapkan dalam menghasilkan produk yang dimaksud. Olehnya itu,
dalam sistem produksi dikenal adanya 3 (tiga) komponen, yaitu masukan (input), proses dan
keluaran (output).

Definisi Produksi
Berbagai literatur tentang produksi mendefenisikan produksi dengan gaya
pengungkapan yang berbeda-beda. Istilah produksi sering digunakan dalam suatu organisasi
untuk menghasilkan suatu keluaran atau output, baik berupa barang maupun jasa. Produksi
dari sudut pandang kegiatan penciptaan produk seperti yang dikemukakan oleh Assauri
(1993) bahwa produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan
barang atau jasa. Demikian pula defenisi yang dikemukakan oleh Reksohadiprojo dan
Gitosudarmo (2003) bahwa produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan barang-barang
dan jasa-jasa sesuai dengan kehendak konsumen dalam hal jumlah, kualitas, harga serta
waktu.
Produksi tidak hanya menciptakan produk sebagai keluaran (output), namun juga
menggunakan berbagai faktor produksi sebagai masukan (input). Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Prawirosentono (1997) bahwa produksi adalah membuat atau
menghasilkan produksi suatu barang dari berbagai bahan lain. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Sofyan (1999) bahwa produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau
proses yang mentransformasikan masukan menjadi keluaran atau dengan pengertian bahwa
produksi mencakup setiap proses yang mengubah masukan menjadi keluaran yang berupa
barang dan jasa.
Produksi sebagai suatu proses, diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik
bagaimana produksi itu dilaksanakan atau suatu kegiatan untuk menciptakan dan
menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Ahyari (1990) mengemukakan bahwa
proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan suatu
barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat berbagai definisi yang telah diungkapkan di atas, maka dapat dirumuskan
bahwa proses produksi dalam konteks kewirausahaan adalah merupakan kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana, agar menghasilkan
produk yang dibutuhkan dan sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen.

Memilih Lapangan Usaha dan Mengembangkan Gagasan

Memilih Lapangan Usaha dan Mengembangkan Gagasan
Usaha Setelah mengetahui kebutuhan masyarakat dan berhasil menemukan
berbagai lapangan usaha dan gagasan usaha, maka langkah berikutnya adalah menjawab
pertanyaan: “Manakah di antara lapangan usaha dan gagasan-gagasan usaha tersebut
yang paling tepat dan cocok untuk saya?” Pertanyaan ini sangat tepat, mengingat setiap
orang memiliki potensi diri yang berbeda-beda. Tentunya dalam memilih lapangan usaha
dan mengembangkan gagasan usaha, kita perlu menyesuaikan dengan potensi diri yang kita
miliki. Kekeliruan dalam memilih yang disebabkan karena ketidakcocokan atau
Ketidaksesuaian pada akhirnya akan mendatangkan kesulitan atau bahkan kegagalan di
kemudian hari.
Telah banyak fakta yang dapat dikemukakan, bahwa masih banyak wirausahawan yang
memulai usahanya dengan melihat keberhasilan orang lain dalam menjalankan usahanya
(latah atau ikut-ikutan). Pada hal belum tentu orang lain berhasil dalam suatu lapangan
usaha, kita juga dapat berhasil dengan lapangan usaha yang sama. Mungkin saja orang lain
berhasil karena potensi diri yang dimilikinya cocok dengan lapangan usaha tersebut dan
kemampuan dia untuk mengakses informasi terkait dengan usaha yang dijalankannya. Bisa
saja kita mengikuti orang yang telah berhasil dalam suatu lapangan usaha, namun kita perlu
memiliki nilai lebih dari aspek kualitas yang kita tawarkan kepada konsumen. Namun
kemampuan menawarkan aspek kualitas yang lebih tetap juga terkait dengan potensi diri
yang kita miliki.

Olehnya itu, dalam memilih lapangan usaha yang akan kita geluti, perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut:
a. Lapangan usaha yang cocok untuk orang lain belum tentu cocok bagi kita.
b. Lapangan usaha yang pada masa lalu menguntungkan, belum tentu pada saat ini
masih menguntungkan, atau lapangan usaha yang menguntungkan saat ini belum
tentu menguntungkan di masa yang akan datang.
c. Lapangan usaha yang berkembang baik di suatu daerah, belum tentu dapat
berkembang dengan baik pula di daerah lain, dan sebaliknya.
d. Berangkat dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka dalam memilih lapangan
usaha, kita perlu kembali melihat dan mengkaji kondisi internal kita dan kondisi
eksternal dimana usaha kita jalankan, karena faktor internal dan eksternal ini akan sangat menentukan kesuksesan kita dalam menjalankan usaha. Faktor internal yang dimaksud seperti penguasaan sumberdaya (lahan, bangunan, peralatan dan finansial), penguasaan teknis atau keterampilan, penguasaan manajemen dan jejaring sosial yang kita miliki. Sedangkan faktor eksternal seperti peraturan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran, persaingan, resiko dan prospek ekonomi baik lokal, regional, nasional maupun global. Berdasarkan uraian di atas, maka langkah awal yang perlu kita lakukan adalah menginventarisir berbagai jenis lapangan usaha dan gagasan produk yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kehidupan manusia dapat berkualitas ketika semua komponen kebutuhannya terpenuhi.

Mungkin dari langkah awal tadi, kita telah menemukan ratusan atau bahkan ribuan
gagasan usaha. Untuk memperkecil pilihan dalam melakukan analisis berikutnya, maka kita
harus menyeleksi berbagai jenis gagasan usaha yang telah kita lakukan pada langkah
pertama tadi. Gagasan usaha yang dipilih adalah gagasan yang memiliki prospek secara
ekonomi yang dapat berupa pertimbangan bahwa produk yang dihasilkan merupakan
kebutuhan vital bagi manusia dengan tingkat permintaan dan harga yang relatif memadai.

Selanjutnya alternatif pilihan lebih diperkecil lagi dengan memilih beberapa gagasan
usaha dengan mempertimbangkan potensi diri (faktor internal) kita. Hasil akhir dari langkahlangkah
yang telah kita lakukan akan diperoleh beberapa gagasan usaha yang telah terurut
berdasarkan prioritasnya. Agar pilihan kita lebih aman dan dapat dikuasai dengan baik, maka
perlu dilakukan.

Analisis. Kembali dengan mempertimbangkan faktor internal berupa kekuatan dan
kelemahan yang kita miliki jika kita memilih gagasan usaha yang bersangkutan, dan faktor
eksternal berupa peluang dan ancaman yang akan dihadapi jika kita menjatuhkan pilihan
pada gagasan usaha yang bersangkutan. Analisis ini sering dikenal dengan analisis SWOT.
Bukan tidak mungkin, setelah melakukan langkah analisis ini, kita akan menjatuhkan pilihan
pada gagasan usaha yang menjadi prioritas kedua atau ketiga dari hasil analisis sebelumnya.