Karakter Wirausaha Sukses :
Memotivasi Diri Sendiri (Self Motivated)
Kewirausahaan adalah proses kemanusiaan (human process) yang berkaitan dengan
kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber-sumber,
mengelola sehingga peluang itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan
laba atau nilai untuk jangka waktu yang lama. Definisi tersebut menitikberatkan kepada
aspek kreativitas dan inovasi, karena dengan sifat kreativitas dan inovatif seseorang dapat
menemukan peluang. Pada bab ini, akan dikemukakan lebih mendalam mengenai karakter
seorang wirausaha berdasarkan pendapat para pakar kewirausahaan maupun pebisnis itu
sendiri.
KARAKTER KEWIRAUSAHAAN
2.1. Karakter Wirausahawan
Menurut David (1996) karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha memenuhi
syarat- syarat keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan/organisasi, seperti inovatif,
kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko atas
keputusan yang dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya mewujudkan efektivitas
perusahaan/organisasi.
Disamping itu, dalam suatu penelitian tentang Standarisasi Tes Potensi Kewirausahaan
Pemuda Versi Indonesia; Munawir Yusuf (1999) menemukan adanya 11 ciri atau indikator
kewirausahaan, yaitu:
1. Motivasi berprestasi
2. Kemandirian
3. Kreativitas
4. Pengambilan resiko (sedang)
5. Keuletan
6. Orientasi masa depan
7. Komunikatif dan reflektif
8. Kepemimpinan
9. Locus of Controll
10. Perilaku instrumental
11. Penghargaan terhadap uang.
Selain ciri-ciri yang telah dikemukakan di awal, berikut ini akan dijelaskan secara lebih
mendalam mengenai karakterisitik seorang wirausahawan yang disarikan dari berbagai
sumber.
2.1.1 Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan
berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing),
oleh karena itu menurutnya, kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang
baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam
Suryana (2003 : 24) mengungkapkan bahwa, ide-ide kreativitas sering muncul ketika
wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda.
Oleh karena itu, kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada
(generating something from nothing). Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan
dan memperkaya kehidupan (inovation is the ability to apply creative solutions to those
problems ang opportunities to enhance or to enrich people’s live
Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu:
1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru.
3. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.
Rahasia kewirausahaan adalah dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa
terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih
peluang yang dihadapi tiap Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah.
Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah itu melahirkan inovasi.
2.1.2 Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang
bulat di dalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya,
didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad
yang mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan
usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja
keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar. Tanpa usaha yang
sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat apapun pasti
menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang
wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya.
Max Weber menyatakan intisari etos kerja orang Jerman adalah : rasional, disiplin
tinggi, kerja keras, berorientasi pada kesuksesan material, hemat dan bersahaja, tidak
mengumbar kesenangan, menabung dan investasi. Di Timur, orang Jepang menghayati
“bushido” (etos para samurai) perpaduan Shintoisme dan Zen Budhism. Inilah yang disebut
oleh Jansen H. Sinamo (1999) sebagai “karakter dasar budaya kerja bangsa Jepang”.
Ada 7 prinsip dalam bushido, ialah :
1. Gi : keputusan benar diambil dengan sikap benar berdasarkan kebenaran, jika
harus mati demi keputusan itu, matilah dengan gagah, terhormat,
2. Yu : berani, ksatria,
3. Jin : murah hati, mencintai dan bersikap baik terhadap sesama,
4. Re : bersikap santun, bertindak benar,
5. Makoto : tulus setulus-tulusnya, sungguh-sesungguh-sungguhnya, tanpa pamrih,
6. Melyo : menjaga kehormatan martabat, kemuliaan,
7. Chugo : mengabdi, loyal. Jelas bahwa kemajuan Jepang karena mereka komit
Dalam penerapan bushido, konsisten, inten dan berkualitas.
Indonesia mempunyai falsafah Pancasila, tetapi gagal menjadi etos kerja bangsa
kita karena masyarakat tidak komit, tidak inten, dan tidak bersungguh-sungguh dalam
menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Jansen H. Sinamo
(1999) mengembangkan 8 Etos Kerja Unggulan sebagai berikut :
6. Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja benar.
Suci berarti diabdikan, diuntukkan atau diorientasikan pada Yang Suci. Penghayatan
kerja semacam ini hanya mungkin terjadi jika seseorang merasa terpanggil. Bukan harus
dari Tuhan, tapi bisa juga dari idealisme, kebenaran, keadilan, dsb. Dengan kesadaran
bahwa kerja adalah sebuah panggilan suci, terbitlah perasaan untuk melakukannya secara
benar.
7. Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras.
Maksudnya adalah bekerja membuat tubuh, roh dan jiwa menjadi sehat. Aktualisasi
berarti mengubah potensi menjadi kenyataan. Aktualisasi atau penggalian potensi ini
terlaksana melalui pekerjaan, karena kerja adalah pengerahan energi bio-psiko-sosial.
Akibatnya kita menjadi kuat, sehat lahir batin. Maka agar menjadi maksimal, kita akan
sanggup bekerja keras, bukan kerja asal-asalan atau setengah setengah.
8. Kerja itu rahmat, kerja adalah terimakasihku, aku sanggup bekerja tulus
Rahmat adalah karunia yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Respon yang tepat
adalah bersyukur dan berterima kasih. Ada dua keuntungan dari bekerja sebagai rahmat,
1. Tuhan memelihara kita, dan
2. disamping secara finansial kita mendapat upah, juga ada
kesempatan belajar, menjalin relasi sosial, dsb. Pemahaman demikian akan mendorong
orang untuk bekerja secara tulus.
9. Kerja itu amanah, kerja adalah tanggung jawabku, aku sanggup bekerja tuntas
Melalui kerja kita menerima amanah. Sebagai pemegang amanah, kita dipercaya,
berkompeten dan wajib melaksanakannya sampai selesai. Jika terbukti mampu, akhlak
terpercaya dan tanggung jawab akan makin menguat. Di pihak lain hal ini akan menjadi
jaminan sukses pelaksanaan amanah yang akan menguklir prestasi kerja dan penghargaan.
Maka tidak ada pekerjaan yang tidak tuntas.
10. Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup bekerja kreatif:
Apapun yang anda kerjakan pasti ada unsur keindahan, keteraturan, harmoni, artistik
seperti halnya seni. Untuk mencapai tingkat penghayatan seperti itu dibutuhkan suatu
kreativitas untuk mengembangkan dan menyelesaikan setiap masalah pekerjaan.Jadi
bekerja bukan hanya mencari uang, tetapi lebih pada mengaktualisasikan potensi kreatif
untuk mencapai kepuasan seperti halnya pekerjaan seni.
11. Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja serius:
Tuhan mewajibkan manusia beribadah (dalam arti ritual) dan beribadah (dalam artian
kerja yang diabdikan pada Tuhan). Kerja merupakan lapangan konkrit melaksanakan
kebajikan seperti: untuk pembangunan bangsa, untuk kemakmuran, untuk demokrasi,
keadilan, mengatasi kemiskinan, memajukan agama, dsb. Jadi bekerja harus serius dan
sungguh-sungguh agar makna ibadah dapat teraktualisasikan secara nyata sebagai bentuk
pengabdian pada Tuhan.
12. Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna
Secara moral kemuliaan sejati datang dari pelayanan. Orang yang melayani adalah
orang yang mulia.Pekerjaan adalah wujud pelayanan nyata bagi institusi maupun orang lain.
Kita ada untuk orang lain dan orang lain ada untuk kita. Kita tidak seperti hewan yang hidup
untuk dirinya sendiri. Manusia moral seharusnya mampu proaktif memikirkan dan berbuat
bagi orang lain dan masyarakat. Maka kuncinya ia akan sanggup bekerja secara sempurna.
13. Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul:
Sebagai kehormatan kerja memiliki lima dimensi : (1) pemberi kerja menghormati kita
karena memilih sebagai penerima kerja (2) kerja memberikan kesempatan berkarya dengan
kemampuan sendiri, (3) hasil karya yang baik memberi kita rasa hormat, (4) pendapatan
sebagai imbalan kerja memandirikan seseorang sehingga tak lagi jadi tanggungan atau beban
orang lain, (5) pendapatan bisa menanggung hidup orang lain. Semuanya adalah
kehormatan. Maka respon yang tepat adalah menjaga kehormatan itu dengan bekerja
semaksimal mungkin untuk menghasilkan mutu setinggi–tingginya. Dengan unggul di segala
bidang kita akan memenangkan persaingan.
2.1.3 Mandiri atau Tidak Ketergantungan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan
seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan
bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka
seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan ide
dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat
mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain,
seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan
jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi
baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.